Menhir
Di Kenagarian Mahat yang luasnya 115,92 Km2 tersebar peninggalan Kepurbakalaan berupa ; Menhir, Batu Dakon, Lumpang Batu, Punden Berundak-undak, Batu Tapak, Batu Jajak Ayam, Balai-balai Batu pembagian wilayah empat Niniak Luak Limo Puluah, Masjid Kuno dan Pesanggerahan masa Pemerintahan hindia Belanda.
Dibandingkan dengan daerah lain di Kabupaten Lima Puluh Kota, Nagari Mahat menjadi istimewa, karena memiliki Menhir terbanyak di Kabupaten Lima Puluh Kota hingga dijuluki nagari seribu menhir yang tersebar di setiap jorong di nagari mahat,
Ada tiga cerita rakyat atau legenda di nagari Mahat yang ketiganya punya kaitan dengan bangunan megalitik yang terdapat di sini. Yang pertama berkaitan dengan batu niniak nan barampek. mengemukakan perlu kajian penelitian lebih lanjut apakah nenek moyang niniak nan barampek : Datuak Maharajo Indo,Dt. Siri, Dt.Bandaro dan Dt Rajo Dubalai tersebut memang berasal dari Mahat untuk pergi dalam rangka mengembangkan wilayah pemukiman baru atau sebagai utusan dari suatu kerajaan dalam rangka perluasan penanaman pengaruh, kedua hal tersebut mungkin perlu kita kaji lebih lanjut . Sebab kedatangan yang disertai pembagian tugas untuk memimpin kehidupan pada daerah yang justru banyak peninggalan sejarahnya, tentu sejak semula sudah dipikirkan (membawa suatu ambisi).
Yang perlu menjadi pikiran kita yang mendalam adalah , apabila niniak nan barampek ini berasal dari Mahat berarti nagari Mahat dahulunya suatu pusat peradaban yang telah maju sejak zaman batu. Dikisahkan semasa muda empat orang bersaudara ini pergi menelusuri muara batang mahat terus ke Kampar Kanan dan melanjutkan ke samudera lepas selat malaka, empat saudara ini mempunyai kesaktian masing-masing, yang tertua Dt. Maharajo Indo ahli memanah, Dt.Siri yang mempunyai mata dapat melihat jauh, Dt. Bandaro ahli menyelam, dan Dt. Dubalai orang kuat dan tampan.
Dalam perjalanan mereka menyelamatkan seorang putri dari Mahat India yang bernama Indra Dunia yang sedang diserang oleh seekor burung raksasa , yang terlihat dari jauh oleh Dt.Siri, Dt. Maharajo Indo memanah burung tersebut, putri Indra Dunia terjatuh kelaut, dan langsung di selamatkan oleh Dt. Bandaro. Setelah siuman sang putri dari India ini mengucapkan terima kasih kepada empat saudara yang berempat ini karena telah menyelamatkannya, karena melihat ketampanan Dt. Dubalai, Putri Indira mau saja diajak ke Koto Gadang dan sejak itu putri yang cantik jelita tinggal di Koto Gadang yang masyarakat menyebutnya dengan putri Mahat dan Akhirnya bersama Dt. Dubalai Pindah Ke Muaro Mahat dan mendirikan Candi Muara Takus disana, untuk mengigat putri ini masyarakat menamai sungai dan nagarinya dengan Mahat.
0 Response to "Negeri Seribu Menhir - Sumatera Barat"
Post a Comment